Membongkar Kebohongan Anies Tentang Sejarah Deklarasi Republik Indonesia Yang Dilakukan Oleh Kakeknya


Bacateratas - Copas via Harry HalimHari-hari terakhir hampir semua sosmed mewartakan pidato menyesatkan dari Anies Baswedan di depan mentor politiknya Rizieq Shihab dan massa FPI. Dalam orasinya Anies Baswedan menyatakan kebanggaannya bahwa sang kakek AR Baswedan yang saat itu Ketua Partai Arab Indonesia (PAI) pada tahun 1934 adalah orang pertama di negeri ini yang mendeklarasikan berdirinya negara Republik Indonesia.

Dia menambahkan hanya Partai Arab Indonesia yang berani mendeklarasikanhal itu. Anies juga mengatakan deklarasi Partai Arab Indonesia adalah cikal bakal pergerakan nasional saat itu.

Hellooo..... bagaimana dengan gerakan dr.Soetomo dkk dalam Budi Utomo tahun 1908 ? Bukankah itu kita akui sebagai Kebangkitan Nasional melawan kolonialisme waktu itu?Jelas terang benderang statement Anies Baswedanadalah penipuan sejarah dan penistaan terhadap tokoh-tokoh pendiri republik ini yang berkumpul mulai tgl 26 sampai dengan 28 Oktober 1928 di Jakarta yang akhirnya mendeklarasi Sumpah Pemuda.

Dalam risalah tentang proses perumusan Sumpah Pemuda diantara tokoh-tokoh pergerakan yang berkumpul memang TIDAK ADA nama AR Baswedan - Tokoh Arab Indonesia waktu itu. Apakah karena Sang Kakek tidak tercatat sebagai salah satu sejarah Sumpah Pemuda 1928, Anies Baswedan kemudian mencoba merekayasa sejarah? WalahualamBahkan pada tanggal 25 September 1932 orang-orang Tionghoa Indonesia yang tergabung dalam Partai Tionghoa Indonesia (PTI) telah mempromosikan pandangan bahwa semua orang Tionghoa yang lahir di Indonesia agar menjunjung tinggi tanah air Indonesia.


PTI didirikan oleh Liem Koen Hian pemilik dan pemimpin Korang Sin Tit Po,dimana AR Baswedan pernah bekerja di koran itu. Bahkan AR Baswedan pernah mengakui bahwa deklarasi Partai Arab Indonesia tahun 1934 itu terinspirasi dari PTI. Ternyata sejarah membuktikanjiwa konsekuen dan kesatria Sang Kakek TIDAK MENURUN kepada Sang Cucu - Anies Baswedan.

Tragis memang !!!Pidato yang menyesatkan di hadapan orang-orang sesat akan nampak seperti orasi yang lurus. Omongan berapi-api orang yang sedang menipu sejarah di hadapan orang-orang yang tidak mengerti sejarah adalah sangat bahaya!!!!

Karena akan dianggap sebagai 
kebenaran sejarah.Tapi pertanyaan menggelitik saya, mana mungkin seorang yang katanya intelektual bergelar doktor, mantan rektor, mantan menteri.... tidak tahu sejarah bangsanya.Saya salah satu orang yang TIDAK YAKIN.

Yang saya yakini adalah seorang Anies Baswedan (dengan memperhatikan rekam jejak saat dia menjadi Rektor Paramadina) telah dengan sengaja MENYESATKAN SEJARAH Indonesia. Dia dengan karakter pragmatisnya sedang menghalalkan segala cara untuk menipu rakyat dengan informasi yang menyesatkan.Mengapa kalimat-kalimatsaya di atas begitu terasaaura marah dan keras ???

Karena saya adalah orangyang sangat membenci orang yang memanipulasi sejarah, menyesatkan sejarah atau mengakali sejarah. Misalkan ada yang menuduh saya pernah pacaran dengan Dian Sastro. Ini jelas-jelas manipulasi sejarah yang keji dan tidak bermartabat.Bagaimana mungkin pacaran, kenal aja enggak (mimpiin pernah sih)Jaman Orba, Pak Harto telah melakukan rekayasa sejarah dengan mengindoktrinasi rakyat Indonesia bahwa dialah pencetus ide Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogja.

Namun sejarah akhirnya diluruskan bahwa ternyata dia sekedar pelaksana perintah dari pencetusan gagasan awal yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI waktu itu Sri Sultan Hamengkubuwono IX.Mungkin Anies Baswedan lupa bahwa kebenaran sejarah tidak akan tertukar tempatnya. Mungkin saat dia berapi-api berorasi yang menyesatkan massa FPI waktu itu, dia yakin aman dan videonya tidak akan tersebar, namun sejarah berkata lain. Penggiringan opini yang sesat, begitu mudah terbongkar kedoknya hanya dalam waktu sesaat.

Apa yang dilakukan Anies Baswedan tersebut adalah pembodohan masyarakat.Sama bobotnya saat dia mengutarakan gagasan pemilikan rumah dengan DP Rp 0. Ternyata juga omong kosong, ternyata DP ditalangi dengan uang APBD DKI Jakarta dan rakyat harus mencicil sebulan sekitar Rp 600 ribu rupiah. Dan ternyata pula program ini hanya bisa diperoleh bagi warga yang berpenghasilan sekitar Rp 7 Juta/bulan.

Dan juga ternyata eh ternyata begitu di desak itu bukan rumah mandiri tapi hunian vertikal.Apa bedanya hunian vertikal dengan rumah susun??? Tidak ada bedanya. Dia sengaja tidak maumenggunakan istilah rumah susun karena tidak mau sama dengan program Ahok yang jauh realistisdan sudah berjalan dengan sukses.

Jadi sekali lagi kesimpulan saya, dia sedang menyesatkan opini masyarakat. Rakyat di bawah akan terbius dan tertipu bahwa ternyata program rumah dengan DP Rp 0 hanyalah PHP maksimal.Modus penyesatan sejarah kembali dilakukan oleh Anies Baswedan dalam perjalanan sejarah bangsa. Sampai kapan dia melakukan hal yang sama berulang-ulang?

Apakah orang seperti ini layak diberi amanah untuk memimpin DKI Jakarta??Saya berharap rakyat Jakarta terbuka mata hatinya untuk memilih pemimpinnya yang amanah, teruji dan terbukti selaras antara omongan dan tindakannya. Pemimpin yang tidak sekedar memberikan janji palsu apalagi berkarakter menyesatkan sejarah bangsanya.

Jangan-jangan nanti kalo dia terpilih jadi Gubernur dia akan mengatakan pencetus dan yang mendesain Masjid Istiqlal adalah Kakeknya Rizieq Shihab.

0 Response to "Membongkar Kebohongan Anies Tentang Sejarah Deklarasi Republik Indonesia Yang Dilakukan Oleh Kakeknya "

Post a Comment