Ketakutan, Fadli Zon Dukung Hak Angket Kasus Korupsi E-KTP

Bacateratas - Dalam kasus korupsi proyek pengadaan E-KTP yang melibatkan banyak orang dianggota DPR pada periode 2009-2014 yang mengakibatkan kerugian negara lebih  dari 5 triliun rupiah, sampai saat ini  Komisi Pemberantasan Korupsi masih terus mengusut tuntas kasus ini.

Karena mungkin ketakutan, banyak anggota DPR mengusulkan hak angket kasus E-KTP tentunya hal ini akan melemahkan langkah KPK yang sedang mengusut tuntas masalah korupsi berjamaah ini.

Bahkan hal ini didukung oleh Wakil Ketua DPR yaitu Fadli Zon menyatakan bahwa ususlan ini sangat bagus dan mengatakan bahwa usulan ini dapat terealisasikan bila nama nama yang disebut dalam perkara E-KTP menyetujuainya.

Tentu hal ini malah akan memudahkan para pelaku pencuri uang rakyat ini lolos dari jeratan hukum apabila usulan hak angket kasus E-KTP ini menjadi kenyataan.

"Sebagai usul bagus-bagus saja," kata Fadli di Kompleks Istana Kepresidenan,Jakarta, Senin (13/03/2017).

Bahkan menurutnya kasus ini harus diperdalam alias dikoreksi kembali.

"Tergantung mereka. Bisa saja, maksudnya untuk mengoreksi sistem kinerja juga. Bagaimana sejauh ini, masalah, dakwaan ini kan baru sepihak. Saya kira itu (kasus e-KTP) perlu diperdalam lah," ungkapnya.

Bahkan ia menyatakan bahwa banyak kejanggalan dalam kasus ini mengingat kasus ini terjadi pada tahun 2009 tapi baru ramai pada tahun 2014.Bahkan BPK menyebut tidak ada kerugian negara dalam kasus ini.

Ia juga menambahkan bahwa kasus ini harus didalami supaya tidak ada pihak pihak yang merasa dirugikan dalam kasus ini.

"Ini perlu dipelajari sebenarnya sumber informasi yang benar atau yang tepat darimana sehingga tak ada orang yang dirugikan," katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa nama nama yang bocor diluar persidangan jika nantinya tidak terbukti maka hal itu akan menimbulakan kerugian pada pihak tersebut.

"Ini kan belum apa-apa dakwaannya sudahbocor dan tentu kebocoran itu menimbulkan dampak kehebohan. Saya kira kita harus prudent lah dalam hukum," pungkasnya.

Tweet